TUGAS
I
ILMU
BUDAYA DASAR
ADAT
KEBUDAYAAN INDONESIA
Dosen : Auliya Ar Rahma
Oleh
Nama : Trinada Willya Citra
NPM : 1A114872
Kelas : 1KA08
SISTEM
INFORMASI
FAKULTAS
ILMU KOMPUTER TEKNOLOGI INFORMASI
MARET
2015
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Sebagaimana
yang kita ketahui bahwa kepribadian diartikan sebagai suatu pola sikap yang
mencerminkan sifat atau karakter seseorang dengan lingkungannya. Kepribadian
bangsa timur dapat diartikan sebagai suatu sikap yang dimiliki oleh suatu
negara yang menentukan penyesuaian dirinya yang unik terhadap lingkungannya.
Kepribadian bangsa timur pada umumnya merupakan kepribadian yang mempunyai
sifat tepo seliro atau memiliki sifat toleransi yang tinggi. Dalam berdemokrasi
bangsa timur umumnya aktif dalam mengutarakan aspirasi rakyat. Seperti di
negara Korea, dalam berdemokrasi mereka duduk sambil memegang poster protes dan
di Negara Thailand, mereka berdemokrasi dengan tertib dan damai.
Bangsa
timur erat kaitannya dengan rasa sosialisasi dan rasa solidaritas yang tinggi.
Misalnya saling tolong menolong dan bergotong royong yang dilakukan
bersama-sama. Hal tersebut bagi bangsa timur merupakan suatu sikap yang
bertujuan untuk mempererat tali persaudaraan. Bangsa timur juga memiliki
kebudayaan yang masih kental dari negara atau daerah masing-masing. Masih ada
adat-adat atau upacara tertentu yang masih dilaksanakan oleh bangsa timur.
Misalnya bangsa Indonesia masih banyak yang melaksanakan upacara-upacara adat
dan tarian khas dari masing-masing daerah. Contohnya daerah Bali yang masih
melaksanakan tarian khas daerahnya yaitu tarian pendet, kecak, tarian barong.
Terbuka dengan negara lain merupakan salah satu kepribadian yang dimilki oleh
bangsa timur. Mereka menjalin kerjasama antara bangsa yang satu dengan bangsa
yang lain yang tergabung dalam ASEAN.
Negara
Indonesia termasuk ke dalam bangsa Timur, yang dikenal sebagai bangsa yang
berkepribadian baik, dan memiliki adat dan kebudayaan yang unik, maka saya
mengangkat sebuah judul untuk makalah saya yaitu “ADAT KEBUDAYAAN INDONESIA”.
B.
RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar
belakang diatas dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :
1. Pengertian
adat dan kebudayaan.
2. Hubungan
adat dan kebudayaan.
3. Adat
dan Kebudayaan yang ada di Indonesia.
BAB II
ISI
A. Pengertian
Adat dan Kebudayaan
Menurut Jalaluddin Tunsam (seorang yang
berkebangsaan Arab yang tinggal di Aceh dalam tulisannya pada tahun 1660).
"Adat" berasal dari bahasa Arab عادات, bentuk jamak dari عادَة
(adah), yang berarti "cara", "kebiasaan".
Ada tadalah gagasan kebudayaan yang terdiri dari
nilai-nilai kebudayaan, norma, kebiasaan, kelembagaan, dan hukum adat yang lazim
dilakukan di suatu daerah.
Apabila adat ini tidak dilaksanakan akan terjadi
kerancuan yang menimbulkan sanksi tak tertulis oleh masyarakat setempat
terhadap pelaku yang dianggap menyimpang.
Adat terdiri dari unsur unsur sebagai berikut :
- Cita-cita yaitu gagasan atau ide-ide tentang sesuatu yang akan dituju atau dicapai karena dalam anggapannya merupakan sesutau yang bernilai.
- Pandangan hidup (filsafat hidup) atau life view adalah konsepsi-konsepsi dari orang biasa atau orang cerdik pandai untuk membuat hidup sedapat mungkin dapat dipahami dan mengandung makna.
- Nilai-nilai budaya adalah konsep-konsep mengenai apa yang hidup dalam alam pikiran sebagian besar dari warga besar dari warga masyrakat mengenai apa yang mereka anggap bernilai, berharga dan penting dalam hidup.
- Norma (kaidah) adalah aturan untuk bertindak atau pedoman untuk berperikelakuan atau bersikap tindak atau dapat juga dikatakan sebagai patokan tentang perikelakuan yang pantas.
- Hukum, Hukum dipandang sebagai suatu sistem yang disebut sebagai sistem hukum yang mencakup :
- Struktur hukum yang merupakan wadah yang berisikan lembaga – lembaga hukum.
- Substansi hukum yang terdiri dari perangkat norma – norma yang berisi suruhan, larangan, atau kebolehan dan perilaku.
- Budaya hukum, mencakup segala gagasan, sikap, kepercayaan, harapan – harapan, maupun pandangan – pandangan mengenai hukum yang berintikan pada nilai.
Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan
dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi.
Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan
politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni.
Bahasa, sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak terpisahkan dari diri
manusia sehingga banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan secara
genetis. Ketika seseorang berusaha berkomunikasi dengan orang-orang yang
berbada budaya dan menyesuaikan perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa
budaya itu dipelajari.
Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh. budaya
bersifat kompleks, abstrak, dan luas. Banyak aspek budaya turut menentukan
perilaku komunikatif. Unsur-unsur sosio-budaya ini tersebar dan meliputi banyak
kegiatan sosial manusia.
Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan
masyarakat. Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa
segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang
dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah untuk pendapat itu adalah
Cultural-Determinism.
Herskovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang
turun temurun dari satu generasi ke generasi yang lain, yang kemudian disebut
sebagai superorganic.
Menurut Andreas Eppink, kebudayaan mengandung
keseluruhan pengertian nilai sosial,norma sosial, ilmu pengetahuan serta
keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan lain-lain, tambahan lagi
segala pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas suatu
masyarakat.
Menurut Edward Burnett Tylor, kebudayaan merupakan
keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan,
kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan
lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat.
Menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi,
kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.
Dari berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh
pengertian mengenai kebudayaan adalah sesuatu yang akan memengaruhi tingkat
pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran
manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak.
Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda
yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku
dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa,
peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang
kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan
bermasyarakat.
B. Hubungan
Adat dan Kebudayaan
Prof. Koentjaraningrat menyebutkan kebudayaan
mempunyai 3 wujud :
- Wujud ideal (cultural system) adalah suatu kompleks dari ide-ide (termasuk gagasan, cita-cita dan pandangan hidup), nilai-nilai budaya, norma-norma, dan hukum.
- Wujud aktifitas (social system), Sistem sosial ini terdiri dari aktifitas-aktifitas manusia yang berinteraksi.
- Wujud fisik yang terdiri dari keseluruhan total hasil dari aktifitas atau karya semua manusia dalam masyarakat, yang sifatnya paling konkrit dan berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat diraba, dilihat dan difoto.
Tampaklah sudah bahwa adat adalah bagian
dari kebudayaan yaitu yang berwujud ideal. Adat atau sistem budaya ini adalah
yang memberikan pedoman, arah serta menjiwai masyarakat pendukung kebudayaan.
C. Adat
dan Kebudayaan yang ada di Indonesia
- Adat Istiadat
- Tana Toraja
Suku
Toraja adalah suku yang menetap di pegunungan bagian utara Sulawesi Selatan,
Indonesia.Nama Toraja mulanya diberikan oleh suku Bugis Sidenreng dan dari
Luwu. Orang Sidenreng menamakan penduduk daerah ini dengan sebutan To Riaja,
artinya “Orang yang berdiam di negeri atas atau pegunungan”, sedangkan orang
Luwu menyebutnya To Riajang, artinya orang yang berdiam di sebelah barat. Ada juga
versi lain kata Toraya. To = Tau (orang), Raya = Maraya (besar), artinya orang
orang besar, bangsawan. Lama-kelamaan penyebutan tersebut menjadi Toraja, dan
kata Tana berarti negeri, sehingga tempat pemukiman suku Toraja dikenal
kemudian dengan Tana Toraja.
Di
wilayah Tana Toraja juga digelar “Tondok Lili’na Lapongan Bulan Tana
Matari’ollo”, arti harfiahnya, “Negeri yang bulat seperti bulan dan matahari”.
Wilayah ini dihuni oleh satu etnis (Etnis Toraja).Tana Toraja memiliki
kekhasan dan keunikan dalam tradisi upacara pemakaman yang biasa disebut “Rambu
Tuka”. Di Tana Toraja mayat tidak di kubur melainkan diletakan di “Tongkanan“
untuk beberapa waktu. Jangka waktu peletakan ini bisa lebih dari 10 tahun sampai
keluarganya memiliki cukup uang untuk melaksanakan upacara yang pantas bagi si
mayat.
Setelah
upacara, mayatnya dibawa ke peristirahatan terakhir di dalam Goa atau dinding
gunung. Tengkorak-tengkorak itu menunjukan pada kita bahwa, mayat itu tidak dikuburkan
tapi hanya diletakan di batuan, atau dibawahnya, atau di dalam lubang.
Biasanya, musim festival pemakaman dimulai ketika padi terakhir telah dipanen,
sekitar akhir Juni atau Juli, paling lambat September.
Peti
mati yang digunakan dalam pemakaman dipahat menyerupai hewan (Erong). Adat
masyarakat Toraja antara lain, menyimpan jenazah pada tebing/liang gua, atau
dibuatkan sebuah rumah (Pa’tane). Rante adalah tempat
upacara pemakaman secara adat yang dilengkapi dengan 100 buah “batu”, dalam
Bahasa Toraja disebut Simbuang Batu. Sebanyak 102 bilah batu yang berdiri
dengan megah terdiri dari 24 buah
ukuran besar, 24 buah sedang, dan 54 buah kecil.
Ukuran
batu ini mempunyai nilai adat yang sama, perbedaan tersebut hanyalah faktor
perbedaan situasi dan kondisi pada saat
pembuatan/pengambilan
batu.
Simbuang
Batu hanya diadakan bila pemuka masyarakat yang meninggal dunia dan upacaranya
diadakan dalam tingkat “Rapasan Sapurandanan” (kerbau yang dipotong
sekurang-kurangnya 24 ekor).
- Ngaben
Ngaben
adalah upacara pembakaran mayat, khususnya oleh mereka yang beragama Hindu,
dimana Hindu adalah agama mayoritas di Pulau Seribu, khususnya di Bali. Di
dalam “Panca Yadnya”,
upacara ini termasuk
dalam “Pitra Yadnya”, yaitu upacara yang ditujukan untuk roh lelulur.
Makna
upacara Ngaben pada intinya adalah, untuk mengembalikan roh leluhur (orang yang
sudah meninggal) ke tempat asalnya. Seorang Pedanda mengatakan manusia memiliki
Bayu, Sabda, Idep, dan setelah meninggal Bayu, Sabda, Idep itu dikembalikan ke
Brahma, Wisnu, Siwa.
Upacara
Ngaben biasanya dilaksanakan oleh keluarga sanak saudara dari orang yang
meninggal, sebagai wujud rasa hormat seorang anak terhadap orang tuanya. Dalam
sekali upacara ini biasanya
menghabiskan dana
antara 15 juta sampai 20 juta rupiah. Upacara ini biasanya dilakukan dengan
semarak, tidak ada isak tangis, karena di Bali ada suatu keyakinan bahwa, kita
tidak boleh menangisi orang yang telah meninggal karena itu dapat menghambat
perjalanan sang arwah menuju tempatnya.
Hari
pelaksanaan Ngaben ditentukan dengan mencari hari baik yang biasanya ditentukan
oleh Pedanda. Beberapa hari sebelum upacara Ngaben dilaksanakan keluarga
dibantu oleh masyarakat akan membuat “Bade dan Lembu” yang sangat megah terbuat
dari kayu, kertas warna-warni dan bahan lainnya. “Bade dan Lembu” ini adalah,
tempat meletakkan mayat.
Kemudian
“Bade” diusung beramai-ramai ke tempat upacara Ngaben, diiringi dengan
“gamelan”, dan diikuti seluruh keluarga dan masyarakat. Di depan “Bade”
terdapat kain putih panjang yang bermakna sebagai pembuka jalan sang arwah
menuju tempat asalnya. Di setiap pertigaan atau perempatan, dan “Bade” akan
diputar sebanyak 3 kali. Upacara Ngaben diawali dengan upacara-upacara dan doa
mantra dari Ida Pedanda, kemudian “Lembu” dibakar sampai menjadi abu yang
kemudian dibuang ke laut atau sungai yang dianggap suci.
- Suku Dayak
Sejak
abad ke 17, Suku Dayak di Kalimantan mengenal tradisi penandaan tubuh melalui
tindik di daun telinga. Tak sembarangan orang bisa menindik diri hanya pemimpin
suku atau panglima perang yang mengenakan tindik di kuping, sedangkan kaum
wanita Dayak menggunakan anting-anting pemberat untuk memperbesar kuping daung
daun telinga, menurut kepercayaan mereka, semakin besar pelebaran lubang daun
telinga semakin cantik, dan semakin tinggi status sosialnya di masyarakat.
Kegiatan-kegiatan
adat budaya ini selalu dikaitkan dengan kejadian penting dalam kehidupan
seseorang atau masyarakat. Berbagai kegiatan adat budaya ini juga mengambil
bentuk kegiatan-kegiatan seni yang berkaitan dengan proses inisiasi perorangan
seperti kelahiran, perkawinan dan kematian ataupun acara-acara ritus serupa
selalu ada unsur musik, tari, sastra, seni rupa.
Kegiatan-kegiatan adat budaya ini disebut
Pesta Budaya. Manifestasi dari aktivitas kehidupan budayamasyarakat merupakan
miniatur yang mencerminkan kehidupan sosial yang luhur, gambaran wajah
apresiasi keseniannya, gambaran identitas budaya setempat. Kegiatan adat budaya
ini dilakukan secara turun temurun dari zaman nenek moyang dan masih terus
berlangsung sampai saat ini,
sehingga seni menjadi
perekam dan penyambung sejarah.
2. Kebudayaan
Kebudayaan
Indonesia adalah satu kondisi majemuk karena ia bermodalkan berbagai
kebudayaan, yang berkembang menurut tuntutan sejarahnya sendiri-sendiri.
Pengalaman serta kemampuan daerah itu memberikan jawaban terhadap masing-masing
tantangan yang memberi bentuk kesenian, yang merupakan bagian dari kebudayaan.
- Alat Musik
Seperti
halnya rumah adat, alat musik di setiap daerah pun berbeda dengan alat musik di
daerah lainnya. Jika dilihat dari perbedaan jenis bentuk serta motif ragam
hiasnya beberapa alat musik sudah dikenal di berbagai wilayah, pengetahuan kita
bertambah setelah mengetahui alat musik seperti Grantang dari Bali.
- Seni Tari
Di
samping rumah adat, alat musik, Indonesia juga memiliki keanekaragaman Seni
Tari, seperti tari Saman dari Aceh dan tari Merak dari Jawa Barat. Seni
tari yang ada di Indonesia dapat dibagi menjadi beberapa kelompok :
- Tari Tradisional
Tari
tradisional merupakan sebuah bentuk tarian yang sudah lama ada. Tarian ini
diwariskan secara turun temurun. Sebuah tarian tradisional biasanya mengandung
nilai filosofis, simbolis dan relegius. Semua aturan ragam gerak tari
tradisional, formasi, busana, dan riasnya hingga kini tidak banyak berubah.
- Tari Tradisional Klasik
Tari
tradisional klasik dikembangkan oleh para penari kalangan bangsawan istana.
Aturan tarian biasanya baku atau tidak boleh diubah lagi. Gerakannya anggun dan
busananya cenderung mewah. Fungsi : sebagai sarana upacara adat atau
penyambutan tamu kehormatan. Contoh : Tari Topeng Kelana (Jawa Barat), Bedhaya
Srimpi (Jawa Tengah), Sang Hyang (Bali), Pakarena dan pajaga (Sulawesi Selatan).
- Tari Tradisional Kerakyatan
Berkembang
di kalangan rakyat biasa. Gerakannya cenderung mudah Ditarikan bersama juga
iringan musik. Busananya relatif sederhana. Sering ditarikan pada saat perayaan
sebagai tari pergaulan. Contoh: Jaipongan (Jawa Barat), payung (Melayu), Lilin
(Sumatera Barat).
- Tari Kreasi Baru
Merupakan
tarian yang lepas dari standar tari yang baku. Dirancang menurut kreasi penata
tari sesuai dengan situasi kondisi dengan tetap memelihara nilai artistiknya.
Tari kreasi baik sebagai penampilan utama maupun sebagai tarian latar hingga
kini terus berkembang dengan iringan musik yang bervariasi, sehingga muncul
istilah tari modern.
- Kriya Ragam Hias
Selain
kaya akan keanekaragaman musik dan tarian tradisi, Indonesia juga kaya akan keanekaragaman
hiasan serta motif-motif tradisional. Kriya ragam hias dengan motif-motif
tradisional, dan batik yang sangat beragam dari daerah tertentu, dibuat di atas
media kain, dan kayu.
- Properti Kesenian
Kesenian
Indonesia memiliki beragam-ragam bentuk selain seni musik, seni tari, seni
teater, kesenian wayang golek dan topeng merupakan ragam kesenian yang kita
miliki. Wayang golek adalah salah satu bentuk seni pertunjukan teater yang
menggunakan media wayang, sedangkan topeng adalah bentuk seni pertunjukan tari
yang menggunakan topeng untuk pendukung.
- Pakaian Daerah
Setiap
propinsi memiliki kesenian, pakaian dan benda seni yang berbeda antara satu
daerah dengan daerah lainnya.
- Benda Seni
Kaya
dan kreatif adalah sebutan yang sesuai untuk bangsa kita, karya seni yang tidak
dapat dihitung ragamnya, merupakan identitas dan kebanggaan bangsa Indonesia.
Benda seni atau souvenir yang terbuat dari perak yang beasal dari Kota Gede di
Yogyakarta adalah salah satu karya seni bangsa yang menjadi ciri khas daerah
Yogyakarta, karya seni dapat menjadi sumber mata pencaharian dan objek wisata.
BAB
III
KESIMPULAN
DAN SARAN
A. Kesimpulan
Bangsa timur erat kaitannya dengan rasa sosialisasi
dan rasa solidaritas yang tinggi. Misalnya saling tolong menolong dan bergotong
royong yang dilakukan bersama-sama. Hal tersebut bagi bangsa timur merupakan
suatu sikap yang bertujuan untuk mempererat tali persaudaraan. Bangsa timur
juga memiliki kebudayaan yang masih kental dari negara atau daerah masing-masing.
Adat adalah gagasan kebudayaan yang terdiri dari
nilai-nilai kebudayaan, norma, kebiasaan, kelembagaan, dan hukum adat yang
lazim dilakukan di suatu daerah.
Kebudayaan adalah sesuatu yang akan memengaruhi
tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam
pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat
abstrak.
Adat adalah bagian dari kebudayaan,dimana adat yang
memberikan pedoman, arah serta menjiwai masyarakat pendukung kebudayaan.
Adat dan Kebudayaan di Indonesia sangat banyak
macamnya seperti adat tana toraja, adat ngaben di bali, adat di suku dayak, dan
masih banyak lagi adat di Indonesia yang tidak saya jelaskan pada makalah ini.
Kebudayaan nya juga meliputi pada Seni tari, seni musik, pakaian adat, rumah
adat, dan benda seni.
B. Saran
Salah satu kepribadian bangsa timur
adalah memiliki adat dan kebudayaan yang masih kental di negara dan daerha
masing masing, maka dari itu marilah kita melestarikan adat dan kebudayaan di
Indonesia, karena adat dan kebudayaan Indonesia merupakan salah satu
ketertarikan dan keistimewaan bagi turis lokal maupun mancanegara.
DAFTAR PUSTAKA
No comments:
Post a Comment