Sunday, April 5, 2015

BEDAH CERPEN "SARJANA MUDA"

TUGAS II
ILMU BUDAYA DASAR
BEDAH CERPEN “SARJANA MUDA”
Dosen                   : Auliya Ar Rahma



Oleh
Nama          :Trinada Willya Citra
NPM           : 1A114872
Kelas           : 1KA08

SISTEM INFORMASI
FAKULTAS ILMU KOMPUTER TEKNOLOGI INFORMASI

MARET 2015


BAB I
PENDAHULUAN

     A.    LATAR BELAKANG
Sastra Indonesia, adalah sebuah istilah yang melingkupi berbagai macam karya sastra di Asia Tenggara. Istilah "Indonesia" sendiri mempunyai arti yang saling melengkapi terutama dalam cakupan geografi dan sejarah poltik di wilayah tersebut.
Sastra Indonesia sendiri dapat merujuk pada sastra yang dibuat di wilayah Kepulauan Indonesia. Sering juga secara luas dirujuk kepada sastra yang bahasa akarnya berdasarkan Bahasa Melayu (dimana bahasa Indonesia adalah satu turunannya). Dengan pengertian kedua maka sastra ini dapat juga diartikan sebagai sastra yang dibuat di wilayah Melayu (selain Indonesia, terdapat juga beberapa negara berbahasa Melayu seperti Malaysia dan Brunei), demikian pula bangsa Melayu yang tinggal di Singapura.
Ada 2 macam sastra di Indonesia, diantaranya sastra lama dan sastra modern. Dimana sastra lama itu merupakan sastra yang lahir dan tumbuh pada masa lampau atau pada masyarakat Indonesia lama. Sastra lama juga biasa disebut sebagai sastra klasik. Sastra lama tumbuh dan berkembang seiring dengan kondisi mssyarakat pada zamannya. Oleh karana itu sastra lama mempunyai nuansa kebudayaan yang kental dan memiliki corak yang lekat dengan nilai dan adat istiadat yang berlaku di dalam suatu daerah atau masyarakat tertentu. Beberapa bentuk karya sastra lama yaitu: syair, pantun, gurindam, hikayat, dongeng dan tambo.
Sastra Modern merupakan Sastra baru atau sering disebut juga sastra modern adalah sastra yang muncul dan berkembang setelah masa sastra lama. Bisa dikatakan bahwa sastra modern dimulai ketika terjadi perubahan-perubahan yang cukup mendasar terhadap sifat dan ciri khas sastra yang digunakan masyarakat. Beberapa macam karya sastra modern yang beredar di masyarakat yaitu: novel, cerpen, puisi, drama dan roman.
Pada makalah saya kali ini saya akan mengupas salah satu macam sastra modern yang berupa Cerpen dengan judul “Sarjana Muda” yang dikarang oleh M. Firmansyah.

      B. RUMUSAN MASALAH
                  Berdasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :
                   a.       Cerpen
                   b.   Identitas Cerpen "Sarjana Muda"
                   c.      Unsur Unsur Instrinsik dari Cerpen “Sarjana Muda”
                   d.       Unsur Unsur Ekstrinsik dari Cerpen “Sarjana Muda”



BAB II
ISI

     A.  Cerpen
Cerita pendek atau sering disingkat sebagai cerpen adalah suatu bentuk prosa naratif fiktif. Cerita pendek cenderung padat dan langsung pada tujuannya dibandingkan karya-karya fiksi lain yang lebih panjang, seperti novella (dalam pengertian modern) dan novel. Karena singkatnya, cerita-cerita pendek yang sukses mengandalkan teknik-teknik sastra seperti tokoh, plot, tema, bahasa dan insight secara lebih luas dibandingkan dengan fiksi yang lebih panjang. Ceritanya bisa dalam berbagai jenis.
Cerita pendek cenderung kurang kompleks dibandingkan dengan novel. Cerita pendek biasanya memusatkan perhatian pada satu kejadian, mempunyai satu plot, setting yang tunggal, jumlah tokoh yang terbatas, mencakup jangka waktu yang singkat.
Dalam bentuk-bentuk fiksi yang lebih panjang, ceritanya cenderung memuat unsur-unsur inti tertentu dari struktur dramatis: eksposisi (pengantar setting, situasi dan tokoh utamanya); komplikasi (peristiwa di dalam cerita yang memperkenalkan konflik); aksi yang meningkat, krisis (saat yang menentukan bagi si tokoh utama dan komitmen mereka terhadap suatu langkah); klimaks (titik minat tertinggi dalam pengertian konflik dan titik cerita yang mengandung aksi terbanyak atau terpenting); penyelesaian (bagian cerita di mana konflik dipecahkan); dan moralnya.
Karena pendek, cerita-cerita pendek dapat memuat pola ini atau mungkin pula tidak. Sebagai contoh, cerita-cerita pendek modern hanya sesekali mengandung eksposisi. Yang lebih umum adalah awal yang mendadak, dengan cerita yang dimulai di tengah aksi. Seperti dalam cerita-cerita yang lebih panjang, plot dari cerita pendek juga mengandung klimaks, atau titik balik. 
Namun, akhir dari banyak cerita pendek biasanya mendadak dan terbuka dan dapat mengandung (atau dapat pula tidak) pesan moral atau pelajaran praktis. Seperti banyak bentuk seni manapun, ciri khas dari sebuah cerita pendek berbeda-beda menurut pengarangnya. Cerpen mempunyai 2 unsur yaitu:
1.   Unsur Instrinsik
Unsur intrinsik adalah unsur yang membangun karya itu sendiri. Unsur–unsur intrinsik cerpen mencakup:
        • Tema adalah ide pokok sebuah cerita, yang diyakini dan dijadikan  sumber cerita.
        • Latar(setting) adalah tempat, waktu , suasana yang terdapat dalam cerita. Sebuah cerita harus jelas dimana berlangsungnya, kapan terjadi dan suasana serta keadaan ketika cerita berlangsung.
        •  Alur (plot) adalah susunan peristiwa atau kejadian yang membentuk sebuah cerita. Alur dibagi menjadi 3 yaitu:
Alur maju adalah rangkaian peristiwa yang urutannya sesuai dengan urutan waktu kejadian atau cerita yang bergerak ke depan terus.
o     Alur mundur adalah rangkaian peristiwa yang susunannya tidak sesuai dengan urutan waktu kejadian atau cerita yang bergerak mundur (flashback).
o  Alur campuran adalah campuran antara alur maju dan alur mundur.

Alur meliputi beberapa tahap:

o  Pengantar: bagian cerita berupa lukisan , waktu, tempat atau kejadian yang merupakan awal cerita.
o  Penampilan masalah: bagian yang menceritakan masalah yang dihadapi pelaku cerita.
o  Puncak ketegangan / klimaks : masalah dalam cerita sudah sangat gawat, konflik telah memuncak.
o  Ketegangan menurun / antiklimaks : masalah telah berangsur–angsur dapat diatasi dan kekhawatiran mulai hilang.
o  Penyelesaian / resolusi : masalah telah dapat diatasi atau diselesaikan.
        • Perwatakan, Menggambarkan watak atau karakter seseorang tokoh yang dapat dilihat dari tiga segi yaitu melalui:
o   Dialog tokoh
o   Penjelasan tokoh
o   Penggambaran fisik tokoh
        • Tokoh, Tokoh adalah orang orang yang diceritakan dalam cerita dan banyak mengambil peran dalam cerita. tokoh dibagi menjadi 3, yaitu:
o   Tokoh Protagonis : tokoh utama pada cerita
o   Tokoh Antagonis : tokoh penentang atau lawan dari tokoh utama
o   Tokoh Tritagonis : penengah dari tokoh utama dan tokoh lawan
        • Nilai Amanat,adalah pesan atau nasihat yang ingin disampaikan pengarang melalui cerita. 
2. Unsur ekstrinsik
Unsur Ekstrinsik adalah unsur-unsur yang berada di luar karya sastra, tetapi secara tidak langsung mempengaruhi bangunan atau sistem organisme karya sastra. Unsur ekstrinsik meliputi:
  • Nilai-nilai dalam cerita (agama, budaya, politik, ekonomi)
  •  Latar belakang kehidupan pengarang
  • Situasi sosial ketika cerita itu diciptakan
B. Identitas Cerpen "Sarjana Muda"
  1. Judul : Sarjana Muda
  2. Pengarang : M. Firmansyah
  3. Tahun : 2013
  4. Sinopsis : 
                   Raka adalah seorang sarjana muda yang baru lulus dari salah satu universitas swasta di Bandung. Ia akan mencari pekerjaan ke Cempaka Mas, Jakarta. Sesampai nya ia di Jakarta, ia mulai mencari pekerjaan dengan optimis dan semangat, namun di tengah perjalanan ia merasa putus asa karena belum ada satu pun yang lolos dari  tempat lowongan kerja yang ia kunjungi.

     C.   Unsur – Unsur Instrinsik Cerpen “Sarjana Muda”
  
          Berikut adalah unsur unsur instrinsi Cerpen “Sarjana Muda” karya M.Firmansyah
  • Tema : Perjuangan 
  • Latar (Tempat) : Perjalanan Bandung-Jakarta, Ruko ruko Cempaka Mas 
  • Latar ( Waktu) : Subuh pagi sampai siang. 
  • Latar (Suasana) : Haru 
  • Alur : Alur Maju, terlihat dari jalan cerita yang dimulai dari pagi hari .
    • Pengantar : Ketika raka akan berangkat menuju Jakarta, dan meminta izin pada ibunya sebelum berangkat. 
    • Penampilan Masalah : Raka akan pergi ke Jakarta untuk mencari kerja. 
    • Puncak Ketegangan : Raka telah sampai di Ruko Cempaka Mas dan mencari lowongan kerja. 
    •  Ketegangan menurun : Ketika raka sudah putus asa mencari lowongan, tiba tiba ibu nya mengirim kan sebuah pesan singkat berisikan semangat agar unutk terus berjuang.
    • Penyelesaian                : Raka memulai semangat baru, resolusi baru dan tidak akan menyerah.

  • Perwatakan 
    • Raka : Optimis, tidak pantang menyerah, selalu berusaha. 
    • Ibu raka : Penyayang

  • Tokoh : pada cerita “Sarjana Muda” hanya memiliki tokoh protagonis yaitu Raka sendiri. Kemudian juga ada tokoh tokoh pembantu seperti Ibunya, Ibu-Ibu yang berada di angkutan umum, pak polisi, petugas subway, dan security di ruko ruko cempaka mas. 
  • Amanat : Segala sesuatu yang ingin kita capai hendaknya harus kita lakukan dengan optimis, dan pantang menyerah.
D. Unsur – Unsur Ekstrinsik Cerpen “Sarjana Muda”
  • Nilai Agama : Raka tetap tidak lupa untuk melaksanakan ibadah sholat subuh nya.
  • Nilai Sosial : 
    • Sebelum berangkat, raka meminta izin terlebih dahulu kepada ibunya. 
    • Agar tidak tersesat raka selalu bertanya kepada Polisi, dan Petugas busway. 
    • Raka selalu berhati hati dalam perjalanan agar hal hal yang tidak di ingikan terjadi.
  • Tanggapan : Tanggapan saya mengenai Cerpen “Sarjana Muda” yang di karang oleh M.Firmansyah memiliki tema, ide pokok yang bagus yaitu mengenai perjuangan, dan juga dari judulnya saja mungkin sudah bisa menarik perhatian para para sarjana muda dan mahasiswa mahasiswa yang akan lulus. Namun, disni sangat disayangkan bahwa akhir ceritanya tidak dijelaskan dengan jelas. Sehingga nantinya akan membuat para pembaca penasaran dengan ending cerita tersebut.

BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

      A.    Kesimpulan
Cerita pendek atau sering disingkat sebagai cerpen adalah suatu bentuk prosa naratif fiktif. Cerpen memiliki dua unsur diantaranya, unsur instrinsik dan unsur ekstrinsik. Unsur instrinsik diantaranya adalah tema, latar, alur, watak, tokoh, dan amanat. Unsur Ekstrinsik diantaranya adalah nilai agama, nilai budaya, nilai politik, nilai ekonomi, nilai sosial, dan latar belakang pengarang serta keadaan sosial saat cerita tersebut diangkat.
Pada makalah bedah cerpen “Sarjana Muda” ini dapat kita simpulkan bahwa Raka adalah seorang sarjana muda yang berasal dari bandung dan lulusan dari salah satu universitas swasta. Ia menempuh perjalanan Bandung – Jakarta untuk mencari kerja. Dengan doa dan dukungan ibunya, Raka tetap semangat mencari pekerjaan walaupun ditengah perjalan ia sempat berputus asa.
Dari cerpen “Sarjana Muda” ini kita dapat mengambil sebuah pelajaran bahwa dalam mencapai sesuatu yang kita inginkan atau yang kita capai seperti halnya cita-cita kita haruslah tetap semangat dan optimis, jangan sampai berputus asa. Karena pepatah mengatakan berakit rakit kehulu,bersenang senang kemudian, biarlah kita bersusah suah dahulu jika nantinya kita akan merasakan senang yang luar biasa.

       B.     Saran
             Cerpen  “Sarjana Muda” karangan M. Firmansyah ini bagus untuk mahasiswa yang akan lulus dan orang orang yang akan mencari kerja karena kita bisa mengambil hal positif dari semangat juang tokoh raka dalam cerita ini. Namun alangkah sebaiknya pengarang menyelesaikan cerita nya, sehingga tidak memiliki akhir yang membingungkan. 
         Dan juga kita bisa mengambil bagaimana nsemangat juang tokoh raka selanjutnya mencari pekerjaan  dalam cerita ini, apakah si tokoh utama dengan semangat juang nya tersebut akhirnya mendapatkan pekerjaan atau pun tetap tidak mendapatkan pekerjaan yang dia inginkan.



DAFTAR PUSTAKA




Saturday, April 4, 2015

ADAT KEBUDAYAAN INDONESIA

TUGAS I
ILMU BUDAYA DASAR
ADAT KEBUDAYAAN INDONESIA
Dosen                   : Auliya Ar Rahma



Oleh
Nama          : Trinada Willya Citra
NPM           : 1A114872
Kelas          : 1KA08

SISTEM INFORMASI
FAKULTAS ILMU KOMPUTER TEKNOLOGI INFORMASI

MARET 2015

BAB I
PENDAHULUAN

     A.    LATAR BELAKANG
Sebagaimana yang kita ketahui bahwa kepribadian diartikan sebagai suatu pola sikap yang mencerminkan sifat atau karakter seseorang dengan lingkungannya. Kepribadian bangsa timur dapat diartikan sebagai suatu sikap yang dimiliki oleh suatu negara yang menentukan penyesuaian dirinya yang unik terhadap lingkungannya. Kepribadian bangsa timur pada umumnya merupakan kepribadian yang mempunyai sifat tepo seliro atau memiliki sifat toleransi yang tinggi. Dalam berdemokrasi bangsa timur umumnya aktif dalam mengutarakan aspirasi rakyat. Seperti di negara Korea, dalam berdemokrasi mereka duduk sambil memegang poster protes dan di Negara Thailand, mereka berdemokrasi dengan tertib dan damai.
Bangsa timur erat kaitannya dengan rasa sosialisasi dan rasa solidaritas yang tinggi. Misalnya saling tolong menolong dan bergotong royong yang dilakukan bersama-sama. Hal tersebut bagi bangsa timur merupakan suatu sikap yang bertujuan untuk mempererat tali persaudaraan. Bangsa timur juga memiliki kebudayaan yang masih kental dari negara atau daerah masing-masing. Masih ada adat-adat atau upacara tertentu yang masih dilaksanakan oleh bangsa timur. Misalnya bangsa Indonesia masih banyak yang melaksanakan upacara-upacara adat dan tarian khas dari masing-masing daerah. Contohnya daerah Bali yang masih melaksanakan tarian khas daerahnya yaitu tarian pendet, kecak, tarian barong. Terbuka dengan negara lain merupakan salah satu kepribadian yang dimilki oleh bangsa timur. Mereka menjalin kerjasama antara bangsa yang satu dengan bangsa yang lain yang tergabung dalam ASEAN. 
Negara Indonesia termasuk ke dalam bangsa Timur, yang dikenal sebagai bangsa yang berkepribadian baik, dan memiliki adat dan kebudayaan yang unik, maka saya mengangkat sebuah judul untuk makalah saya yaitu “ADAT KEBUDAYAAN INDONESIA”.


      B.    RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :

1.      Pengertian adat dan kebudayaan.
2.      Hubungan adat dan kebudayaan.
3.      Adat dan Kebudayaan yang ada di Indonesia.





BAB II
ISI

    A.    Pengertian Adat dan Kebudayaan
Menurut Jalaluddin Tunsam (seorang yang berkebangsaan Arab yang tinggal di Aceh dalam tulisannya pada tahun 1660). "Adat" berasal dari bahasa Arab عادات, bentuk jamak dari عادَØ© (adah), yang berarti "cara", "kebiasaan".
Ada tadalah gagasan kebudayaan yang terdiri dari nilai-nilai kebudayaan, norma, kebiasaan, kelembagaan, dan hukum adat yang lazim dilakukan di suatu daerah.
Apabila adat ini tidak dilaksanakan akan terjadi kerancuan yang menimbulkan sanksi tak tertulis oleh masyarakat setempat terhadap pelaku yang dianggap menyimpang.
Adat terdiri dari unsur unsur sebagai berikut :
  1. Cita-cita yaitu gagasan atau ide-ide tentang sesuatu yang akan dituju atau dicapai karena dalam anggapannya merupakan sesutau yang bernilai.
  2. Pandangan hidup (filsafat hidup) atau life view adalah konsepsi-konsepsi dari orang biasa atau orang cerdik pandai untuk membuat hidup sedapat mungkin dapat dipahami dan mengandung makna.
  3. Nilai-nilai budaya adalah konsep-konsep mengenai apa yang hidup dalam alam pikiran sebagian besar dari warga besar dari warga masyrakat mengenai apa yang mereka anggap bernilai, berharga dan penting dalam hidup.
  4. Norma (kaidah) adalah aturan untuk bertindak atau pedoman untuk berperikelakuan atau bersikap tindak atau dapat juga dikatakan sebagai patokan tentang perikelakuan yang pantas.
  5. Hukum, Hukum dipandang sebagai suatu sistem yang disebut sebagai sistem hukum yang mencakup :
    • Struktur hukum yang merupakan wadah yang berisikan lembaga – lembaga hukum.
    • Substansi hukum yang terdiri dari perangkat norma – norma yang berisi suruhan, larangan, atau kebolehan dan perilaku. 
    • Budaya hukum, mencakup segala gagasan, sikap, kepercayaan, harapan – harapan, maupun pandangan – pandangan mengenai hukum yang berintikan pada nilai. 

Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni. Bahasa, sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan secara genetis. Ketika seseorang berusaha berkomunikasi dengan orang-orang yang berbada budaya dan menyesuaikan perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa budaya itu dipelajari.
Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh. budaya bersifat kompleks, abstrak, dan luas. Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif. Unsur-unsur sosio-budaya ini tersebar dan meliputi banyak kegiatan sosial manusia.
Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah untuk pendapat itu adalah Cultural-Determinism.
Herskovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu generasi ke generasi yang lain, yang kemudian disebut sebagai superorganic.
Menurut Andreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian nilai sosial,norma sosial, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas suatu masyarakat.
 Menurut Edward Burnett Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat.
Menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.
Dari berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian mengenai kebudayaan adalah sesuatu yang akan memengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak.
Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat.
     B.    Hubungan Adat dan Kebudayaan
Prof. Koentjaraningrat menyebutkan kebudayaan mempunyai 3 wujud :
  1. Wujud ideal (cultural system) adalah suatu kompleks dari ide-ide (termasuk gagasan, cita-cita dan pandangan hidup), nilai-nilai budaya, norma-norma, dan hukum.
  2. Wujud aktifitas (social system), Sistem sosial ini terdiri dari aktifitas-aktifitas manusia yang berinteraksi.
  3. Wujud fisik yang terdiri dari keseluruhan total hasil dari aktifitas atau karya semua manusia dalam masyarakat, yang sifatnya paling konkrit dan berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat diraba, dilihat dan difoto.
         Ketiga wujud terurai dalam kenyataan kehidupan masyarakat tentu tak terpisah satu dengan yang lainnya. Kebudayan ideal atau adat mengatur dan memberi arah kepada tindakan dan karya dari manusia. Sebaliknya kebudayaan fisik membentuk suatu lingkungan hidup.
       Tampaklah sudah bahwa adat adalah bagian dari kebudayaan yaitu yang berwujud ideal. Adat atau sistem budaya ini adalah yang memberikan pedoman, arah serta menjiwai masyarakat pendukung kebudayaan.

      C.     Adat dan Kebudayaan yang ada di Indonesia
    1.  Adat Istiadat
                    Beberapa adat istiadat di Indonesia yang memiliki ketertarikan tinggi diantaranya adalah:

      • Tana Toraja

Suku Toraja adalah suku yang menetap di pegunungan bagian utara Sulawesi Selatan, Indonesia.Nama Toraja mulanya diberikan oleh suku Bugis Sidenreng dan dari Luwu. Orang Sidenreng menamakan penduduk daerah ini dengan sebutan To Riaja, artinya “Orang yang berdiam di negeri atas atau pegunungan”, sedangkan orang Luwu menyebutnya To Riajang, artinya orang yang berdiam di sebelah barat. Ada juga versi lain kata Toraya. To = Tau (orang), Raya = Maraya (besar), artinya orang orang besar, bangsawan. Lama-kelamaan penyebutan tersebut menjadi Toraja, dan kata Tana berarti negeri, sehingga tempat pemukiman suku Toraja dikenal kemudian dengan Tana Toraja.
Di wilayah Tana Toraja juga digelar “Tondok Lili’na Lapongan Bulan Tana Matari’ollo”, arti harfiahnya, “Negeri yang bulat seperti bulan dan matahari”. Wilayah ini dihuni oleh satu etnis (Etnis Toraja).Tana Toraja memiliki kekhasan dan keunikan dalam tradisi upacara pemakaman yang biasa disebut “Rambu Tuka”. Di Tana Toraja mayat tidak di kubur melainkan diletakan di “Tongkanan“ untuk beberapa waktu. Jangka waktu peletakan ini bisa lebih dari 10 tahun sampai keluarganya memiliki cukup uang untuk melaksanakan upacara yang pantas bagi si mayat.
Setelah upacara, mayatnya dibawa ke peristirahatan terakhir di dalam Goa atau dinding gunung. Tengkorak-tengkorak itu menunjukan pada kita bahwa, mayat itu tidak dikuburkan tapi hanya diletakan di batuan, atau dibawahnya, atau di dalam lubang. Biasanya, musim festival pemakaman dimulai ketika padi terakhir telah dipanen, sekitar akhir Juni atau Juli, paling lambat September.
Peti mati yang digunakan dalam pemakaman dipahat menyerupai hewan (Erong). Adat masyarakat Toraja antara lain, menyimpan jenazah pada tebing/liang gua, atau dibuatkan sebuah rumah (Pa’tane). Rante adalah tempat upacara pemakaman secara adat yang dilengkapi dengan 100 buah “batu”, dalam Bahasa Toraja disebut Simbuang Batu. Sebanyak 102 bilah batu yang berdiri dengan megah terdiri dari 24 buah ukuran besar, 24 buah sedang, dan 54 buah kecil.
        Ukuran batu ini mempunyai nilai adat yang sama, perbedaan tersebut hanyalah faktor perbedaan situasi dan kondisi pada saat
pembuatan/pengambilan batu.
Simbuang Batu hanya diadakan bila pemuka masyarakat yang meninggal dunia dan upacaranya diadakan dalam tingkat “Rapasan Sapurandanan” (kerbau yang dipotong sekurang-kurangnya 24 ekor).
      • Ngaben


Ngaben adalah upacara pembakaran mayat, khususnya oleh mereka yang beragama Hindu, dimana Hindu adalah agama mayoritas di Pulau Seribu, khususnya di Bali. Di dalam “Panca Yadnya”,
upacara ini termasuk dalam “Pitra Yadnya”, yaitu upacara yang ditujukan untuk roh lelulur.
Makna upacara Ngaben pada intinya adalah, untuk mengembalikan roh leluhur (orang yang sudah meninggal) ke tempat asalnya. Seorang Pedanda mengatakan manusia memiliki Bayu, Sabda, Idep, dan setelah meninggal Bayu, Sabda, Idep itu dikembalikan ke Brahma, Wisnu, Siwa.
Upacara Ngaben biasanya dilaksanakan oleh keluarga sanak saudara dari orang yang meninggal, sebagai wujud rasa hormat seorang anak terhadap orang tuanya. Dalam sekali upacara ini biasanya
menghabiskan dana antara 15 juta sampai 20 juta rupiah. Upacara ini biasanya dilakukan dengan semarak, tidak ada isak tangis, karena di Bali ada suatu keyakinan bahwa, kita tidak boleh menangisi orang yang telah meninggal karena itu dapat menghambat perjalanan sang arwah menuju tempatnya.
Hari pelaksanaan Ngaben ditentukan dengan mencari hari baik yang biasanya ditentukan oleh Pedanda. Beberapa hari sebelum upacara Ngaben dilaksanakan keluarga dibantu oleh masyarakat akan membuat “Bade dan Lembu” yang sangat megah terbuat dari kayu, kertas warna-warni dan bahan lainnya. “Bade dan Lembu” ini adalah, tempat meletakkan mayat.
Kemudian “Bade” diusung beramai-ramai ke tempat upacara Ngaben, diiringi dengan “gamelan”, dan diikuti seluruh keluarga dan masyarakat. Di depan “Bade” terdapat kain putih panjang yang bermakna sebagai pembuka jalan sang arwah menuju tempat asalnya. Di setiap pertigaan atau perempatan, dan “Bade” akan diputar sebanyak 3 kali. Upacara Ngaben diawali dengan upacara-upacara dan doa mantra dari Ida Pedanda, kemudian “Lembu” dibakar sampai menjadi abu yang kemudian dibuang ke laut atau sungai yang dianggap suci.
      • Suku Dayak


Sejak abad ke 17, Suku Dayak di Kalimantan mengenal tradisi penandaan tubuh melalui tindik di daun telinga. Tak sembarangan orang bisa menindik diri hanya pemimpin suku atau panglima perang yang mengenakan tindik di kuping, sedangkan kaum wanita Dayak menggunakan anting-anting pemberat untuk memperbesar kuping daung daun telinga, menurut kepercayaan mereka, semakin besar pelebaran lubang daun telinga semakin cantik, dan semakin tinggi status sosialnya di masyarakat.
Kegiatan-kegiatan adat budaya ini selalu dikaitkan dengan kejadian penting dalam kehidupan seseorang atau masyarakat. Berbagai kegiatan adat budaya ini juga mengambil bentuk kegiatan-kegiatan seni yang berkaitan dengan proses inisiasi perorangan seperti kelahiran, perkawinan dan kematian ataupun acara-acara ritus serupa selalu ada unsur musik, tari, sastra, seni rupa.

 Kegiatan-kegiatan adat budaya ini disebut Pesta Budaya. Manifestasi dari aktivitas kehidupan budayamasyarakat merupakan miniatur yang mencerminkan kehidupan sosial yang luhur, gambaran wajah apresiasi keseniannya, gambaran identitas budaya setempat. Kegiatan adat budaya ini dilakukan secara turun temurun dari zaman nenek moyang dan masih terus berlangsung sampai saat ini,
sehingga seni menjadi perekam dan penyambung sejarah.

2.   Kebudayaan
Kebudayaan Indonesia adalah satu kondisi majemuk karena ia bermodalkan berbagai kebudayaan, yang berkembang menurut tuntutan sejarahnya sendiri-sendiri. Pengalaman serta kemampuan daerah itu memberikan jawaban terhadap masing-masing tantangan yang memberi bentuk kesenian, yang merupakan bagian dari kebudayaan.
  • Alat Musik

Seperti halnya rumah adat, alat musik di setiap daerah pun berbeda dengan alat musik di daerah lainnya. Jika dilihat dari perbedaan jenis bentuk serta motif ragam hiasnya beberapa alat musik sudah dikenal di berbagai wilayah, pengetahuan kita bertambah setelah mengetahui alat musik seperti Grantang dari Bali.
  • Seni Tari
Di samping rumah adat, alat musik, Indonesia juga memiliki keanekaragaman Seni Tari, seperti tari Saman dari Aceh dan tari Merak dari Jawa Barat. Seni tari yang ada di Indonesia dapat dibagi menjadi beberapa kelompok :
      • Tari Tradisional
Tari tradisional merupakan sebuah bentuk tarian yang sudah lama ada. Tarian ini diwariskan secara turun temurun. Sebuah tarian tradisional biasanya mengandung nilai filosofis, simbolis dan relegius. Semua aturan ragam gerak tari tradisional, formasi, busana, dan riasnya hingga kini tidak banyak berubah.
      • Tari Tradisional Klasik
Tari tradisional klasik dikembangkan oleh para penari kalangan bangsawan istana. Aturan tarian biasanya baku atau tidak boleh diubah lagi. Gerakannya anggun dan busananya cenderung mewah. Fungsi : sebagai sarana upacara adat atau penyambutan tamu kehormatan. Contoh : Tari Topeng Kelana (Jawa Barat), Bedhaya Srimpi (Jawa Tengah), Sang Hyang (Bali), Pakarena dan pajaga (Sulawesi Selatan).
      • Tari Tradisional Kerakyatan
Berkembang di kalangan rakyat biasa. Gerakannya cenderung mudah Ditarikan bersama juga iringan musik. Busananya relatif sederhana. Sering ditarikan pada saat perayaan sebagai tari pergaulan. Contoh: Jaipongan (Jawa Barat), payung (Melayu), Lilin (Sumatera Barat).
      • Tari Kreasi Baru 
Merupakan tarian yang lepas dari standar tari yang baku. Dirancang menurut kreasi penata tari sesuai dengan situasi kondisi dengan tetap memelihara nilai artistiknya. Tari kreasi baik sebagai penampilan utama maupun sebagai tarian latar hingga kini terus berkembang dengan iringan musik yang bervariasi, sehingga muncul istilah tari modern.
  • Kriya Ragam Hias
Selain kaya akan keanekaragaman musik dan tarian tradisi, Indonesia juga kaya akan keanekaragaman hiasan serta motif-motif tradisional. Kriya ragam hias dengan motif-motif tradisional, dan batik yang sangat beragam dari daerah tertentu, dibuat di atas media kain, dan kayu.
  • Properti Kesenian
Kesenian Indonesia memiliki beragam-ragam bentuk selain seni musik, seni tari, seni teater, kesenian wayang golek dan topeng merupakan ragam kesenian yang kita miliki. Wayang golek adalah salah satu bentuk seni pertunjukan teater yang menggunakan media wayang, sedangkan topeng adalah bentuk seni pertunjukan tari yang menggunakan topeng untuk pendukung.
  • Pakaian Daerah
Setiap propinsi memiliki kesenian, pakaian dan benda seni yang berbeda antara satu daerah dengan daerah lainnya.
  • Benda Seni
Kaya dan kreatif adalah sebutan yang sesuai untuk bangsa kita, karya seni yang tidak dapat dihitung ragamnya, merupakan identitas dan kebanggaan bangsa Indonesia. Benda seni atau souvenir yang terbuat dari perak yang beasal dari Kota Gede di Yogyakarta adalah salah satu karya seni bangsa yang menjadi ciri khas daerah Yogyakarta, karya seni dapat menjadi sumber mata pencaharian dan objek wisata.

BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A.    Kesimpulan
Bangsa timur erat kaitannya dengan rasa sosialisasi dan rasa solidaritas yang tinggi. Misalnya saling tolong menolong dan bergotong royong yang dilakukan bersama-sama. Hal tersebut bagi bangsa timur merupakan suatu sikap yang bertujuan untuk mempererat tali persaudaraan. Bangsa timur juga memiliki kebudayaan yang masih kental dari negara atau daerah masing-masing.
Adat adalah gagasan kebudayaan yang terdiri dari nilai-nilai kebudayaan, norma, kebiasaan, kelembagaan, dan hukum adat yang lazim dilakukan di suatu daerah.
Kebudayaan adalah sesuatu yang akan memengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak.
Adat adalah bagian dari kebudayaan,dimana adat yang memberikan pedoman, arah serta menjiwai masyarakat pendukung kebudayaan.
Adat dan Kebudayaan di Indonesia sangat banyak macamnya seperti adat tana toraja, adat ngaben di bali, adat di suku dayak, dan masih banyak lagi adat di Indonesia yang tidak saya jelaskan pada makalah ini. Kebudayaan nya juga meliputi pada Seni tari, seni musik, pakaian adat, rumah adat, dan benda seni.

B.  Saran
Salah satu kepribadian bangsa timur adalah memiliki adat dan kebudayaan yang masih kental di negara dan daerha masing masing, maka dari itu marilah kita melestarikan adat dan kebudayaan di Indonesia, karena adat dan kebudayaan Indonesia merupakan salah satu ketertarikan dan keistimewaan bagi turis lokal maupun mancanegara.

DAFTAR PUSTAKA